Sikap dan Perilaku Wirausaha




Sikap dan Perilaku Wirausaha
Sikap seorang wirausaha yang baik akan membawa kemajuan dalam usahanya. Adapun sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki rasa percaya diri yang kuat
Percaya diri dapat diartikan bahwa suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki dapat di manfaatkan secara tepat. Psikolog W. H. Miskell di tahun 1939 mendefinisikan bahwa “Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepat.” Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri. Dengan percaya diri orang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

2. Memiliki kedisiplinan yang tinggi
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen seorang wirausaha terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausaha dalam meraih keberhasilan.

3. Berkomitmen tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausaha terhadap orang lain teruatama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen.

4. Memiliki kejujuran
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausaha. Kejujuran dalam berprilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan prima jual yang diajnjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk.

5. Memiliki daya kreativitas yang tinggi
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausaha harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas harus dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada. Gagasan-gagasan yang kreatif pada umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil. Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi.

6. Bersikap realistis
Seseorang diaktakan realistis bila orang tersebut mampu mengguankan fakta sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun perbuatannya. Banyak calon wirausaha yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena tidak ralistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintisnya.

7. Menanamkan sifat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantunga pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Pada prinsipnya seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

0 komentar:

Post a Comment